Senin, 31 Mei 2010

HARI TUHAN

Zakaria 14 : 1 – 21

Ada dua macam kabar dalam hidup manusia, yaitu kabar baik dan kabar buruk. Saya berikan contoh, Seorang ibu yang terpisah jauh dengan anaknya, akan merasa amat bahagia jika mendengar kabar kalau anaknya berhasil dalam studinya, atau anaknya berhasil dalam pekerjaannya. Ini berarti kabar baik baginya. Tetapi ibu yang sama, akan merasa “kacau” hidupnya jika ia mendengar bahwa hasil pemeriksaan kesehatan menunjukkan bahwa ia mengidap penyakit kanker ganas. Berarti ini menjadi kabar buruk baginya. Kabar yang bisa membuat ibu ini tidak bisa makan dan tidur.
Dalam hidup manusia, kita bisa mengalami kabar baik dan kabar buruk. Dan orang cenderung mendengar kabar baik dari pada kabar buruk. Saya punya tante, kalau berjumpa, maka yang pertama akan ia tanyakan adalah “ada kabar baik apa?”, maka saya akan jawab “baik-baik tante”. Walaupun sebenarnya, saya mungkin punya masalah. Makanya dalam percakapan bahasa inggris dasar, pertanyaan pertama bila orang berjumpa dengan seseorang adalah How are you? Maka orang yang disapa akan jawab “I am fine, thank You. Dengan kata lain, orang cenderung ingin mendengarkan kabar yang baik, walaupun kabar yang sebenarnya berbeda.
Saya ingin mengungkapkan hal ini, karena kebutuhan kita adalah selalu ingin mendengarkan kabar yang baik. Seperti kebutuhan kita ingin mendengarkan khotbah yang baik dan menarik. Demikian pun bangsa Israel, mereka akan selalu menanti pesan Allah apa yang akan disampaikan oleh para nabi. Dan sama seperti kita, mereka pun menunggu nubuat baik apa yang akan disampaikan oleh nabi-nabi Tuhan. Dan karena kecenderungan ini, muncul banyak nabi palsu yang hanya mau memberitakan hal-hal baik saja atau hal-hal yang mengenakkan. Sementara itu, nabi-nabi yang memberitakan hal-hal buruk bagi bangsa Israel sering ditolak atau tidak diterima keberadaannya.
Saudara-saudara, seperti apakah nubuat nabi Zakaria – sehingga sering ada penolakan dari orang yang mendengarnya? Ayat 1,2 “sesungguhnya, akan datang hari Tuhan, maka jarahan yang dirampas dari padamu akan dibagi-bagi di tengah-tengahmu. Aku akan mengumpulkan segala bangsa untuk memerangi bangsa Yerusalem; kota itu akan direbut, rumah-rumah akan dirampoki dan perempuan-perempuan akan ditiduri. Setengah dari penduduk kota itu harus pergi ke dalam pembuangan, tetapi selebihnya dari bangsa itu tidak akan dilenyapkan dari kota itu. Dengan kata lain zakaria bernubuat bagi kehancuran Yerusalem, dimana setengah dari warga kota itu akan dilenyapkan. Dan hanya setengah juga yang diselamatkan.
Seandainya saudara-saudara…,kota Yerusalem diganti dengan kota anda. Bagaimana kita bereaksi? Pasti akan banyak reaksi…siapa yang bilang itu…pendeta siapa itu. Bayangan saya, seperti itu juga bangsa Israel ketika mendengar kabar ini…ada penolakan…sekalipun ada yang menerima.
Walaupun harus kita pahami, apa yang dikatakan oleh zakaria ini bersifat eskatologis, yaitu sesuatu yang akan terjadi pada hari-hari akhir. Perhatikan ungkapan “sesungguhnya akan datang hari yang ditetapkan Tuhan”. Maksudnya, pada suatu hari dan saat itu belum terjadi, tetapi akan terjadi.
Pada hari itu, kata Zakaria “Tuhan akan menjadi Raja atas seluruh bumi, pada waktu itu Tuhan adalah satu-satunya dan namaNya satu-satunya” (Zak 14:9).
Pada hari itu juga, akan terjadi teofani atau penampakan diri Allah. Ia akan muncul di atas Bukit Zaitun. Dan pada waktu Ia muncul, Yerusalem akan diserang dan Ia sendiri akan memimpin umat-Nya untuk berperang melawan bagsa-bangsa yang telah berkumpul di sana.
Saudara-saudara,
Di Alkitab, bukan hanya Zakaria saja yang berbicara tentang hari Tuhan. Bagian lain malah bicara tentang hari Tuhan yang sudah dekat. Dan catatan saya ada 10 kali nabi mencatat tentang hari Tuhan yang sudah dekat : Yoel 1:15; 2:1; 3:14; Obaja 15; Zef 1:7, 14 (dua kali) dan Yehezkiel 30:3 (dua kali). Demikian juga dalam Amos 5:18-20, hari Tuhan digambarkan dengan hari kegelapan dan penuh ratapan.
Malah dalam Perjanjian Baru, Hari Tuhan disebut dalam istilah yang baru : misalnya Matius 7:22; 1 Tes 5:4 menyebut sebagai hari terakhir; 2 petrus 3:12 menyebut sebagai hari Allah; Roma 2:5-6 menyebut sebagai hari murka Allah; dan 2 Kor 1:14; filipi 1:6;10 menyebut hari itu sebagai hari Tuhan Yesus Kristus.
Yang hendak dikatakan di sini adalah bahwa sekalipun beda-beda penyebutannya, tetapi hari Tuhan menunjuk pada maksud yang sama yaitu hari di mana Tuhan akan menghakimi dunia (Mazmur 9:9). Sehingga bagi bangsa Israel pemberitaan tentang hari Tuhan, selain menunjukkan tentang Kemahakuasaan Tuhan yang akan menghakimi segala kejahatan manusia, hari Tuhan juga bermakna sebagai peringatan atau tanda awas. Supaya sebelum hari itu benar-benar terjadi…Israel harus bertobat dari pelanggaran dan kejahatan mereka.
Lalu apa artinya bagi kita saat ini :
Pertama, berita ini tidak pernah ‘dicabut’ atau dihilangkan dari Alkitab. Artinya berita tentang hari Tuhan tidak hanya diberitakan bagi orang-orang yang ada di zaman Alkitab, tetapi juga dimaksudkan kepada kita, orang-orang masa kini.
Kedua, orang Kristen harus mempercayai akan hari Tuhan. mengapa kita harus mempercayainya? Karena ini merupakan salah satu pengakuan iman percaya kita. Bahwa “Yesus akan datang kembali dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati”. Dan orang Kristen juga percaya pada ‘kebangkitan daging’ dan ‘hidup yang kekal’.
Ketiga, adanya hari Tuhan hendak menegaskan bahwa pada waktunya yang akan menang adalah kebenaran dan keadilan. Jadi kalau sekarang, banyak dijumpai ketidakbenaran, ketidakadilan, ketidakjujuran, kemunafikan. Pada waktunya semuanya itu akan terbuka dan berbalik. Sehingga bagi mereka yang menderita karena ketidakadilan, karena mau hidup baik, yang jujur, yang benar, bertahanlah! Sebab semua penderitaan dan pengorbanan itu tidak akan sia-sia.
Keempat, kepercayaan akan hari Tuhan bagi kita ini bermakna untuk memberi peringatan. Atau tanda awas. Sehingga kalau sekarang ini kita masih hidup dengan semena-mena, dengan sewenang-wenang, atau mentang-mentang kaya dan punya kuasa bersikap tidak adil pada orang lain. Adanya hari Tuhan mengingatkan kita bahwa kekuasaan dan kekayaan itu tidak kekal, suatu saat kita akan menghadapi kursi pengadilan Tuhan.
Kelima, kepercayaan akan hari Tuhan, memang pada satu pihak mengerikan kedengarannya. Namun pada pihak lain, itu bukan akhir cerita. Hari Tuhan merupakan malapetaka bagi mereka yang jahat, tetapi kebebasan bagi yang benar. Ini mau mengatakan, kepada kita orang Kristen masa kini. Jangan takut kalau hari Tuhan itu tiba. Karena itu adalah hari kemenangan bagi orang benar. Jadi kalau kita sudah siap, siapa takut : hari ini, besok, kapan saja…kita sudah siap. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar